Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan Indonesia merupakan Negara dengan jumlah penderita kanker serviks tertinggi di dunia. Setiap tahun di Negara kita ini ditemukan 15.000 kasus kanker serviks baru dan sekitar 8.000 kasus diantaranya berakhir dengan kematian. Ini berarti sekitar 20 orang wanita di Indonesia meninggal karena kanker serviks. Bagaimana awal mulanya penyakit ini bisa menggerogoti tubuh wanita dan menimbulkan kematian? Rasanya, baik pria maupun wanita perlu mengetahui jawabannya.

HPV si Biang Keladi
HPV memiliki lebih dari 100 jenis. Tidak semua ganas. Yang paling berisiko menimbulkan kanker (onkogenik) adalah HPV 16,18, 31 atau 45. sementara yang lainnya tidak berbahaya dan bisa lenyap dengan sendirinya. HPV masuk ke dalam tubuh melalui hubungan intim. Oleh karena itu, orang yang sering berganti-ganti pasangan atau memiliki suami yang suka “jajan” sangat berisiko terkena penyakit ini. Penggunaan kondom saat berhubungan intim tidak menjamin bisa melindungi diri untuk tidak tertular virus tersebut.
Banyak wanita tidak menyadari dirinya terinfeksi HPV onkogenik, karena gejala awalnya tidak kentara. Setelah penyakit ini memasuki stadium lanjut, barulah muncul gejala-gejala khas. Namun sayang, pada fase ini penyakit sudah sangat ganas. Sel-sel kanker yang semula berdiam di daerah serviks sudah menjalar ke organ-organ lain sehingga sulit untuk disembuhkan. Terlambatnya mengidentifikasi penyakit inilah yang menyebabkan mengapa kanker serviks menjadi sangat mematikan. Seandainya penyakit terdeteksi sejak dini, hasilnya akan berbeda. Peluang sembuh masih sangat terbuka bila kehadiran virus HPV diketahui sebelum sang virus sempat merusak sel-sel jaringan serviks, atau aktvitasnya masih dalam wilayah serviks.
Siapa yang Berisiko?
Semua wanita yang sudah aktif secara seksual berisiko terkena kanker serviks. Risiko tertinggi terjadi pada usia 35-50 tahun, terlebih bila si wanita sudah mulai melakukan aktivitas seksual di bawah usia 16 tahun. Memulai hubungan seksual di usia terlalu dini mendatangkan risiko dua kali lipat lebih besar dibandingkan melakukannya di atas usia 20 tahun. Semakin sering hamil juga membuat risiko terkena kanker serviks meningkat. Wanita yang berhubungan intim dengan banyak lelaki berisiko lebih tinggi terkena penyakit ini ketimbang wanita yang setia pada satu pasangan. Wanita yang sedang diet ketat, menderita gizi buruk, serta kurang mengonsumsii vitamin A, C dan E yang berperan sebagai anti-oksidan dan menguat imunitas tubuh rentan pula terkena kanker serviks. Sebab, infeksi HPV mudah menjangkiti orang-orang yang memiliki kekebalan tubuh rendah.
Risiko terkena kanker serviks ini semakin meningkat pada wanita yang merokok. Banyak penelitian mengungkapkan bahwa ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan risiko terjangkitnya penyakit kanker serviks. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan di Karolinska Institute, Swedia, di bawah pimpinan Joakam Dilner, M.D. Penelitian yang telah dipublikasikan oleh British Journal of Cancer pada tahun 2001 mengungkapkan zat nikotin serta zat racun lain yang terdapat pada rokok masuk ke dalam darah melalui asap rokok dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya Cervical neoplasia atau tumbuhnya sel-sel abnormal pada leher rahim. Cervical neoplasia merupakan kondisi awal berkembangnya kanker serviks di dalam tubuh.
Belum sampai disitu kita juga perlu mengenali Ciri-Ciri Kanker Serviks tersebut, dengan cara mengenali tingakatan atau yang biasa kita sebut Stadium Kanker tersebut. Untuk itu diinformasi selanjutnya anda dapat membacanya di Kenali Stadium Kanker Serviks.
0 komentar
Berkomentarlah dengan Bahasa yang Relevan dan Sopan.. #ThinkHIGH! ^_^